PROPOSAL ENGOLAHAN DAN PENGAWETAN MAKANAN DENGAN CARA DEHIDRASI
Mata
kuliah : Pemyehatan Makanan Minuman-B
Dosen : KHIKHI PURNAWATI KASIM, SKM, M.Kes
PROPOSAL
“ PENGOLAHAN
DAN PENGAWETAN DENGAN
DEHIDRASI PADA KERUPUK NASI MENGGUNAKAN BAWANG MERAH DAN BAWANG PUTIH ”
Arini Anggriani PO. 714221151049
KEMENTERIAN
KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK
KESEHATAN MAKASSAR
KESEHATAN
LINGKUNGAN
PRODI
D-IV
2017
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR.................................................................................................
DAFTAR
ISI................................................................................................................
BAB
I PENDAHULUAN...........................................................................................
A. Latar
Belakang..................................................................................................
B. Tujuan...............................................................................................................
BAB
II KAJIAN PUSTAKA......................................................................................
A. Dehidrasi/Pengeringan......................................................................................
B. Manfaat
Pengawetan Alami.............................................................................
C. Mikroorganisme
Makanan................................................................................
BAB
III METODEOLOGI PRAKTIKUM................................................................
A. Jenis
Praktium...................................................................................................
B. Waktu
Dan Lokasi............................................................................................
C. Instrumentasi....................................................................................................
LAMPIRAN
DAFTAR
PUSTAKA
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pangan merupakan salah satu
kebutuhan pokok yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pengolahan dan
pengawetan bahan makanan memiliki interelasi terhadap pemenuhan gizi
masyarakat, maka Tidak mengherankan jika semua negara baik negara maju maupun
berkembang selalu berusaha untuk menyediakan suplai pangan yang cukup, aman dan
bergizi. Salah satunya dengan melakukan berbagai cara pengolahan dan pengawetan
pangan yang dapat memberikan perlindungan terhadap bahan pangan yang akan
dikonsumsi.
Pangan secara umum bersifat mudah
rusak (perishable), karena kadar air yang terkandung didalamnya sebagai faktor
utama penyebab kerusakan pangan itu sendiri. Semakin tinggi kadar air suatu
pangan, akan semakin besar kemungkinan kerusakannya baik sebagai akibat
aktivitas biologis internal (metabolisme) maupun masuknya mikroba perusak.
Kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan apakah makanan tersebut masih
pantas di konsumsi, secara tepat sulit di laksanakan karena melibatkan factor -
faktor nonteknik, sosial ekonomi, dan budaya suatu bangsa. Idealnya, makanan
tersebut harus: bebas polusi pada setiap tahap produksi dan penanganan makanan,
bebas dari perubahan - perubahan kimia dan fisik, bebas mikroba dan parasit
yang dapat menyebabkan penyakit atau pembusukan (Winarno,1993).
Nasi adalah salah satu bahan pangan utama masyarakat
Indonesia. Nasi memiliki kadar karbohidrat yang tinggi dan sangat dibutuhkan
untuk masyarakat khususnya sulawesi selatan yang memiliki banyak aktivitas di
luar. Nasi memiliki kandungan gizi yang cukup banyak dan berguna untuk
kesehatan. Kandungan yang ada pada nasi yaitu, karbohbidrat, vitamin D, kalsium,
serat, besi, dan sodium. Mengkonsumsi sesuai dengan takaran yang dianjurkan
memiliki banyak khasiat yaitu, sebagai sumber energi, bebas kolesterol,
mengurangi tekanan darah
tinggi, mencegah kanker, menguatkan jantung, dan mencegah
terjadinya konstipasi.
Indonesia telah di penuhi dengan berbagai macam produk makanan, dan tidak
jarang makan-makan yang kita temui banyak mengandung bahan-bahan yang tidak
baik bagi kesehatan. Khususnya untuk anak-anak yang suka mengkonsumsi makanan
ringan yang mengandung bahan pengawet. Kami berinovasi membuat makanan ringan
yang sehat, yang hanya menggunakan bahan pengawet alami seperti bawang merah
dan bawang putih, yang akan di sukai oleh semua kalangan.
Kerupuk adalah salah satu makanan tradisional, kerupuk
yang akan kami buat adalah kerupuk yang sehat karena berbahan dasar nasi serta
bumbu-bumbu alami tanpa bahan pengawet. biasanya nasi yang tidak habis dalam 1 hari akan di
buang. Karena bila
nasi dibiarkan saja, maka nasi akan mulai ditumbuhi oleh jamur hitam yang
beracun. Nasi bisa menjadi busuk karena nasi masih menyimpan air yang
menyebabkan keadaan manjadi lembab sehingga keadaan seperti itu akan
mempermudah jamur untuk tumbuh. Jalan pintas seperti itu biasanya nasi akan
segara di buang ke tempat sampah untuk menghindari hal itu. Namun hal tersebut
justru akan membuat masalah baru, yaitu bau yang menyengat dan mengundang lalat
dan jamur hitam akan tetap tumbuh meskipun telah di buang ke tempat sampah.
Daripada sisa nasi tersebut di buang dan tetap menyebabkan kerugian (sebelum
nasi mengeluarkan jamur hitam) lebih baik sisa nasi tersebut di daur ulang agar
menjadi hal yang lebih bermanfaat dan dapat di gunakan
meskipun tidak dapat di konsumsi lagi. Salah satu dampak negative tersebut
adalah dengan cara mengolahnya menjadi media biakan jamur (stater) untuk pembuatan
pupuk organic yang lebih ramah lingkungan dan ekonomis.
Pengawet alami yang digunakan untuk bahan dasar
pembuatan kerupuk nasi ini adalah bawang merah dan bawang putih. Bawang merah
di gunakan untuk mengawetkan karena bawang merah mempunyai sifat antimikroba
sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri yang dapat merusak makanan serta
hasil penelitian jurnal internasional ilmu dan teknologi pangan ini menunjukkan
bahwa flavonoid dalam bawang, selain memiliki sifat menguntungkan bagi
kesehatan, juga dapat meningkatkan daya tahan makanan. Sedangkan bawang putih
dapat menghambat pertumbuhan khamir dan bakteri, yang terkandung dalam bawang
putih adalah allicin yang sangat efekti mematikan bakteri gram positif dan gram
negatif.
B.
Tujuan
1.
TUJUAN UMUM
Adapun tujuan dari Praktikum ini adalah untuk mengetahui Pengolahan dengan
cara Dehidrasi dan pengawetan menggunakan bawang merah dan bawang putih pada
pembuatan kerupuk nasi.
2.
TUJUAN KHUSUS
a.
Untuk mengetahui proses pengolahan dengan cara
dehidrasi pada krupuk nasi.
b.
Untuk
mengetahui daya awet krupuk nasi dengan menggunakan bawang merah
c.
Untuk
menggunkan daya awet krupuk nasi menggunakan bawang putih
d.
Untuk
membandingkan daya awet krupuk nasi menggunakan bawang merah dan bawang putih
e.
Untuk mengetahui jenis jamur pada krupuk nasi dengan menggunakan bahan
tambahan yang berbeda dan metode yang berbeda.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Dehidrasi/Pengeringan
pengeringan
adalah suatu cara untuk mengeluarkan atau mengilangkan sebagian air dari suatu
bahan dengan menguapkan sebagian besar air yang di kandung melalui penggunaan
energi panas. Biasanya, kandungan air bahan tersebut di kurangi sampai batas
sehingga mikroorganisme tidak dapat tumbuh lagi di dalamya. Keuntungan
pengeringan adalah bahan menjadi lebih awet dan volume bahan menjadi lebih
kecil sehingga mempermudah dan menghemat ruang pengangkutan dan pengepakan,
berat bahan juga menjadi berkurang sehingga memudahkan transpor, dengan
demikian di harapkan biaya produksi menjadi lebih murah.
B. Manfaat
Pengawetan Alami
Pengawet
makanan sebenarnya digolongkan menjadi dua jenis. Pertama, pengawet alami yang
diperoleh dari bahan makanan segar seperti bawang Merah, bawang putih. Kedua,
pengawet sintetis yang merupakan hasil sintesis secara kimia.Pengawet sintetis
mempunyai sifat lebih stabil, pekat, dan lebih sedikit. Kelemahan pengawet
sintetis adalah efek samping yang ditimbulkan. Pengawet sintetis ditengarai
bisa menimbulkan efek negatif bagi kesehatan, seperti memicu pertumbuhan sel
kanker akibat senyawa karsinogenik dalam pengawet. Contoh dari pengawet
sintetis adalah nastrium benzoat, kalium sulfit dan nitrit. Berbeda dengan
sintetis, pengawet alami jauh lebih baik karena dampak buruknya terhadap
kesehatan lebih kecil. Selain bahan pengawet di atas, masih ada jenis pengawet
alternatif yang diperoleh dari bahan pangan seperti bawang putih, gula pasir,
asam jawa, dan kluwak. Bahan-bahan ini dapat mencegah perkembangbiakan
mikroorganisme pembusuk. pengawet alami yang digunakan yaitu :
1. Bawang merah
Bawang merah
mempunyai sifat antimikroba sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri yang
dapat merusak makanan.
Di balik
fungsinya sebagai bumbu dapur, bawang menyimpan manfaat untuk mengawetkan
makanan secara alami. Beberapa komponen bawang memiliki sifat antioksidan dan
antimikroba, sehingga memungkinkan untuk menggantikan sifat bahan pengawet
kimia buatan “Antioksidan dan antimikroba bawang merah mentah baik untuk
mengawetkan makanan,” ujar peneliti Jonathan Santas dari Departemen Nutrisi dan
Bromatologi di Universitas Barcelona. Hasil penelitian yang dipublikasikan
dalam Jurnal Internasional Ilmu dan Teknologi Pangan ini menunjukkan bahwa
flavonoid dalam bawang, selain memiliki sifat menguntungkan bagi kesehatan,
juga dapat meningkatkan daya tahan makanan.
2. Bawang Putih
Bawang putih
(Allium sativum) merupakan bumbu dapur yang sangat populer. Aroma dan rasanya
yang khas, dapat memberikan citarasa lezat dan harum pada masakan. Selain
sebagai bumbu dapur, bawang putih ternyata sangat efektif sebagai pengawet. Hal
ini desebabkan karena bawang putih dapat menghambat pertumbuhan khamir dan
bakteri.
Kandungan
allicin di dalam bawang putih sangat efektif mematikan bakteri gram positif dan
gram negatif. Bawang putih juga bersifat anti
mikroba Escherichia coli, Shigella sonnei, Staphylococcus sureus dan Aerobacter
aerogenes. Manfaat lainnya adalah dapat mengurangi jumlah bakteri aerob,
coliform dan mikroorganisme lainya sehingga bahan makanan yang ditambahkan
bawang putih akan lebih awet.
Sumber
Antivirus/anti bakteri/ Antioksidan Yang sangat Ampuh. Khasiat
paling populer dari bawang putih adalah sumber antioksidan yang sangat kaya dan
tentunya dibutuhkan oleh tubuh. Bukan hanya untuk mencegah, bawang putih juga
dikenal sebagai anti virus dan bakteri, zat yang terkandung dalam bawang putih
ini dapat membantu mencegah perkembangan bakteri, jamur, ragi, dan virus serta
cacing dalam tubuh.
C. Mikroorganisme
Makanan
1. Klasifikasi Mikroorganisme dalam Bidang Pangan
Klasifikasi
mikroorganisme dalam bidang pangan yang sering digunakan adalah sebagai
berikut:
a.
Bakteri basil dan koki gram negative
b. Bakteri basil gram negatif, anaerobik fakultatif
c.
Bakteri basil gram negatif anaerobic
d. Bakteri basil dan kokobasil gram negative
e.
Bakteri gram positif
f.
Bakteri basil gram positif, tidak berspora
g. Bakteri pembentuk spora
h. Bakteri dengan sel bercabang/bertunas (Budiyanto, 2002).
2. Peran Positif Bakteri dalam Bidang Pangan
Menurut Schlegel (1994) beberapa bukti mengenai
peranan mikrobiologi dapat dikemukakan sebagai proses klasik menggunakan
bakteri. Di Jepang dan Indonesia sudah sejak zaman dahulu kacang kedelai
diolah dengan menggunakan bantuan fungi, ragi, dan bakteri asam laktat. Bahkan
sudah sejak zaman perang dunia pertama fermentasi terarah dengan ragi digunakan
untuk membuat gliserin. Asam laktat dan asam sitrat dalam jumlah besar yang
diperlukan oleh industri makanan, masing-masing dibuat dengan pertolongan
bakteri asam laktat dan cendawan Aspergillus
niger.
3.
Jamur yang terdapat pada Nasi
Rhizopus oligosporus merupakan
kapang dari filum Zygomycota yang banyak menghasilkan enzim protease. Rhizopus
oligosporus banyak ditemui di tanah, buah, dan sayuran yang membusuk, serta
roti yang sudah lama. Rhizopus oligosporus termasuk dalam Zygomycota yang
sering dimanfaatkan dalam pembuatan tempe dari proses fermentasi kacang
kedelai, karena Rhizopus oligosporus yang menghasilkan enzim fitase yang
memecah fitat membuat komponen makro pada kedelai dipecah menjadi komponen
mikro sehingga tempe lebih mudah dicerna dan zat gizinya lebih mudah terserap
tubuh. Fungi ini juga dapat memfermentasi subtrat lain, memproduksi enzim, dan
megolah limbah. Salah satu enzim yang diproduksi tersebut adalah dari golongan
protease.

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Jenis
Praktikum
Pengolahan
dan pengawetan
pangan dengan cara dehidrasi / pengeringan di sinar matahari pada kerupuk nasi dengan menggunakan bahan pengawet bawang merah dan bawang putih
B.
Waktu dan Lokasi
Pembuatan dilakukan di jl. Rsi Faisal XIV blok C 53.
Dan praktikum dilakukan di lab.
Mikroorganisme kampus poltekkes jurusan kesehatan lingkungan. Waktu dikondisikan
C.
INSTRUMENTASI
1.
Pembuatan kerupuk Nasi
a.
Alat
1)
mangkuk
2)
Panci/Dandang
3)
Baskom
4)
Oven
5)
Bakul
6)
Blender
7)
Spatula kayu
b.
bahan
1)
Nasi
2)
Bawang merah
3)
Bawang putih
4)
Tepung tapioka
5)
Air
6)
Garam Secukupnya
7)
Ketumbar
c.
Cara Membuat
1)
Nasi bekas semalam di rendam air selama 1-2 jam, kemudian
tiriskan
2)
Adonan pertama ulek nasi yang sudah direndam tadi
bersama dengan bawah merah merah, ketumbar, garam hingga halus
3)
Adonan kedua ulek nasi yang sudah direndam tadi
bersama dengan bawang putih , ketumbar, garam hingga halus
4)
Tuangkan tepung tapiokanya sedikit demi sedikit, aduk
dengan spatula kayu. Jika mendekati kalis baru diuleti dengan tangan. Bentuk
lonjong jika adonan jadi maka tidak terasa leket pada tangan.
5)
Kukus hingga sedikit matang, kemudian angkat dan
dinginkan
6)
Simpan adonan dalam kulkas semalaman supaya mudah
untuk di iris, kemudian iris tipis
7)
Jemur selama 1-2 hari sampai kering, kemudian siap di
goreng
2. Pemeriksaan Jamur
a. Alat
1) Mikroskop
2) label
3) Pipet tetes
4) objek glass
5) preparat
6) pinset
7) wadah
sampel
b.
Bahan
1) Aquadesh
2) Alkohol
3) kapas
4)
sampel yang sudah di tumbuhi jamur
c.
Cara Kerja
1)
Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2)
kemudian bersihkan peralatan yang akan digunakan
3)
setelah itu objek glass dibersihkan dengan alkohol
4)
kemudian sampel yang sudah ditumbuhi jamur secukupnya
5)
setelah itu tetesi dengan aquadesh sebanyak 1-3 tetes
6)
kemudian media tutup dengan deck glass
7)
setelah itu diberi label pada glass objek
8)
kemudian preparat diletakkan pada mikroskop untuk diidentifikasi
apakah sampel mengandung jamur atau tidak
9)
setelah itu amati dan gambar jenis jamur yang terdapat
pada sampel pangan yang telah di periksa
3. Pengamatan
Di lakukan pengamatan selama 1
hari sekali dengan melakukan pengamatan fisik (rasa,warna,bau dan jamur) dengan masa
simpan selama 10 hari.
LAMPIRAN
·
Rincian Biaya
No.
|
Bahan
|
Biaya (Rp)
|
1.
|
Beras
|
Rp. -
|
2.
|
4. Buah
Bawang putih
|
Rp. 5.000
|
3.
|
4 Buah
Bawang merah
|
Rp. 5.000
|
4.
|
2 Bungkus
ketumbar
|
Rp. 5.000
|
5.
|
Minyak
Goreng
|
Rp. 10.000
|
5.
|
Biaya Tak
Terduga
|
Rp. 20.000
|
JUMLAH
|
Rp. 45.000,00
|
·
Tabel Observasi
Pemeriksaan Ke
|
Rasa
|
Warna
|
Bau
|
Tekstur
|
Jamur
|
1
|
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
|
3
|
|
|
|
|
|
4
|
|
|
|
|
|
5
|
|
|
|
|
|
6
|
|
|
|
|
|
7
|
|
|
|
|
|
8
|
|
|
|
|
|
9
|
|
|
|
|
|
10
|
|
|
|
|
|
DAFTAR
PUSTAKA
Budiarto, Eko.2014.Biostatistika Untuk
Kedokteran Dan Kesehatan Masyarakat.Jakarta:EGC.
Vitahealth.2000.Hipertensi.Jakarta:PT.Gramedia
Pustaka Utama.
Class of chaos. 2015. Mengamati jamur
yang terdapat pada nasi dan jagung busuk. Medan
Komentar
Posting Komentar