Promosi Kesehatan

LAPORAN AKHIR PROGRAM
KREATIVITAS MAHASISWA
Meningkatkan Pengetahuan Siswa SD Inpres Bontomanai
Tantang Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Di Sekolah
PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Disusun
Oleh :
Arini Anggriani (PO714221151049)
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pada siswa sekolah dasar (SD), masalah kesehatan yang
dihadapi terkait dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang belum
diterapkan dengan baik, sehingga menimbulkan permasalahan kesehatan, seperti
masalah cacingan, diare dan saluran pernafasan akut (ISPA). Menurut data dari
Departemen Kesehatan menyebutkan bahwa diantara 1000 penduduk terdapat 300
orang yang terjangkit penyakit diare sepanjang tahun dan berdasarkan Badan
Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) setiap tahunnya ada 100.000
anak di Indonesia meninggal akibat diare. (Depkes RI, 2007).
Anak usia sekolah baik tingkat pra sekolah, sekolah
dasar, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas adalah suatu masa
usia anak yang sangat berbeda dengan usia dewasa. Di dalam periode ini
didapatkan banyak permasalahan kesehatan yang sangat menentukan kualitas anak
dikemudian hari. Masalah kesehatan tersebut meliputi kesehatan umum, gangguan
perkembangan, gangguan perilaku dan gangguan belajar. Permasalahan kesehatan
tersebut pada umumnya akan menghambat pencapaian prestasi pada peserta didik
disekolah (Dermawan, 2012).
Pendidikan kesehatan di sekolah sangat efektif
dilakukan karena sebagian besar waktu anak-anak berada di sekolah. Selain
berfungsi sebagai tempat pembelajaran, sekolah harus menjadi suatu tempat yang
dapat meningkatkan derajat kesehatan peserta didik dengan meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS) serta menciptakan lingkungan yangsehat. Anak sekolah merupakan kelompok
yang sangat peka untuk menerima perubahan atau pembaharuan, karena kelompok
anak sekolah sedang berada dalam taraf pertumbuhan dan perkembangan. Pada taraf
ini anak dalam kondisi peka terhadap stimulus sehingga mudah dibimbing,
diarahkan dan ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, termasuk kebiasaan
berperilaku hidup bersih dan sehat (Notoatmodjo, 2005).
Kondisi lingkungan sangat berpengaruh terhadap
kesehatan anak selain dari perilaku atau kebiasaan sehari-hari. Di SD Inpres
Bontomanai Makassar terlihat beberapa murid masih belum membiasakan diri
terhadap perilaku hidup bersih dan sehat setiap hari dan fasilitas yang
disediakan serta media pendukung tidak begitu mampu untuk meningkatkan
kesadaran terhadap pentingnya berperilaku hidup bersih dan sehat, mengingat kondisi
sosial ekonominya rata-rata menengah kebawah.
Oleh karena itu, ini merupakan sasaran yang tepat
untuk melakukan sosialisasi terhadap siswa dan siswi di sekolah ini mengenai
pentingnya berperilaku hidup bersih dan sehat dengan cuci tangan pakai sabun
pada aktivitas-aktivitas tertentu. Agar warga sekolah paham dan sadar
pentingnya akan PHBS untuk menunjang kesehatan dan mencegah penyakit berbasis
lingkungan.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
pendahuluan di atas, maka rumusan masalah pada obyek sasaran adalah:
1.
Bagaimana
kelengkapan sanitasi di SD Inpres Bontomanai Makassar?
2.
Bagaimana
cara agar siswa/siswi SD Inpres Bontomanai Makassar dapat menyadari pentingnya
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan cuci tangan pakai sabun dan
indikator lainnya?
3.
Apa
manfaat yang dapat diberikan setelah adanya sosialisasi?
C. Tujuan
1. Tujuan
Umum
Untuk memberikan penyuluhan terhadap anak sekolah
dasar tentang “Bagaimana Cara memilih jajanan Sehat Dan Cara Perilaku Hidup
Bersih Dan Sehat Dilingkungan Sekolah Terutama Pada Cuci Tangan Pakai Sabun Dan
Jajanan Sehat Pada anak Di SD Inpres Bontomanai
2. Tujuan
Khusus
a.
Untuk
mendukung sarana sanitasi yang dapat meningkatkan kualitas personal hygiene di
SD Inpres Bontomanai Makassar.
b.
Untuk
meningkatkan pengetahuan siswa-siswi di SD Inpres Bontomanai Makassar mengenai
kualitas hygiene dengan kegiatan Cuci Tangan Pakai Sabun pada pengabdian ini.
c.
Memberikan
informasi kepada murid-murid tentang perilaku hidup bersih dan sehat
d.
Meningkatkan
pengetahuan anak sekolah tentang hygiene makanan jajanan
D. Manfaat Kegiatan
1.
Bagi Institusi Pendidikan
Memberikan gambaran tentang pendidikan kesehatan mengenai perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS) yang merupakan salah satu upaya pencegahan
penyakit.
2.
Bagi Guru
Memberi masukan pada guru dalam pembelajaran tentang perilaku hidup
bersih dan sehat kepada siswa.
3.
Bagi Siswa
Memberikan informasi dan menunjukkan tata cara yang benar dalam
menerapkan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat dengan cuci tangan pakai
sabun sehingga dapat menambah pengetahuan, sikap dan berperilaku hidup bersih
dan sehat agar terhindar dari penyakit.
4.
Bagi Tim Pengusul
Memperoleh wawasan dan pengalaman dalam melakukan kegiatan
sosialisasi.
BAB II
GAMBARAN UMUM
SASARAN
A.
Lokasi
Lokasi promosi kesehatan terletak di SD Inpres Bontomanai
yaiti berada di Jl. Sultan Alauddin No.37, Mangasa, Kec.Tamalate, Kota
Makassar, Sulawesi Selatan 90221 SD Inpres Bontomanai sebagai berikut.
B.
Khalayak Sasaran
Profil khalayak sasaran di SD Inpres Bontomanai Yaitu Jl.
Sultan Alauddin No. 37 Mangasa, Kec. Tamalate, Kota Makassar yang kami jaidikan
objek sasaran yaitu anak sekolah dasar kelas 3 A dan B. Dari segi lingkungan
sekolah, dari sisi sosial pendidikan dan pengetahuan terhadap lingkungan yang
sehat dan bersih SD Inpres Bontomanai ini merupakan sekolah yang bersih dari
sampah, bangunan terlihat awet namun tidak terdapat tempat mencuci tangan yang
merupakan yang merupakan fasilitas utama dalam mendukung kegiatan cuci tangan
pakai sabun, sehingga kurangnya kesadaraan mapun pengetahuan terhadap siswa
untuk perilaku hidup bersih dan sehat. Untuk itu akan diberikan kontribusi
untuk menerima ajakan dari provider mengenai PHBS di sekolah terutama materi
CTPS dan jajanan sehat dalam rangka perbaikan kondisi kesehatan.
C.
Kondisi Sasaran
Kondisi pengetahuan anak sekolah dasar Inpres Bontomanai
belum terlalu memahami dengan baik mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di
sekolah, karena ketika pengecekkan lokasi walaupun anak-anak telah memahami
tentang buang sampah pada tempatnya dan mulai memahami cara menjaga lingkungan.
Namun dalam hal CTPS dan jajana sehat masih kurang dilihat dan anak-anak yang
sering makan jajanan yang dijual di pinggir jalan serta tidak mecuci tangan
karena tidak tersedianya fasilitas mencuci tangan sehingga anak-anak di sekolah
dasar terbiasa akan hal ini.
D.
Identifikasi Dan Alternatif Pemecahan Masalah
Berdasarkan
gambaran umum yang telah diuraikan sebelumnya dapat diidentifikasikan dan
diberikan alternative pemecahan masalah sebagai berikut.
Tabel
1. Identifikasi dan Alternatif Pemecahan Masalah
No.
|
Identifikasi
|
Alternatif
|
1
|
Kurang
pengetahuan tentang pentingnya cuci tangan pakai sabun
|
Pelaksanaan
sosialisasi dengan memberikan ceramah, tontonan animasi demonstrasi cuci tangan
pakai sabun, dan tanya jawab
|
2
|
Penerapan
secara langsung yang tidak dilakukan mengenai cuci tangan pakai sabun yang
baik dan benar
|
Penerapan
ini dilakukan oleh seluruh peserta sosialisasi.
|
3
|
Tidak
ada yang menjadi perwakilan sebagai teladan atau kader
|
Menunjuk
salah satu perwakilan dari peserta sebagai sanitarian cilik untuk menjadi
teladan berdasarkan kemampuan yang dimiliki
|
BAB III
METODE PELAKSANAAN
A.
Waktu Dan Lokasi Pelaksanaan
Kegiatan promosi
kesehatan dengan pokok kegiatan mengedukasi anak Jl. Sultan Alauddin No.37,
Mangasa, Kec. Tamalate, Kota Makassar. dilaksanakan menjadi beberapa tahap yakni sebagai berikut:
1.
Survei
lokasi dilaksanakan pada tanggal 18 April 2018
2.
Persiapan meliputi
penyuratan/ distribusi undangan dan membuat
kesepakatan
dengan pihak sekolah yang berlangsung pada tanggal 21-28 Mei 2018
3.
Perencanaan meliputi
menyusun materi, mendownload video edukasi, pembelian hadiah dan membuat
pamplet yang berlangsung pada tanggal 10-13
Mei 2018
4. Pelaksanaan
meliputi penyuluhan pada anak sekolah dasar yang berlangsung pada tanggal 30 Mei 2018
5. Evaluasi
meliputi mengukur tingkat keberhasilan promosi
kesehatan yang telah diterapkan yang berlangsung
pada hari yang sama setelah pelaksanaan.
B.
Metode Promosi Kesehatan
Metode promosi kesehatan yang
dapat dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah pada khalayak sasaran adalah
dengan cara sebagai berikut :
1.
Survei Tempat Pelaksanaan
a. Kondisi Lingkungan Sekolah
Daerah sekitar sekolah tersebut
merupakan didalam perumahan yang padat penduduk dan banyaknya kendaraan yang
berlalu lintang, menyebabkan banyaknya debu disekitar sekolah. Siswa-siswi SD
Bontomanai banyak yang belum mengerti tentang bagaimana dan seperti apa prilaku
hidup bersih dan sehat disekolah terutama pada poin CTPS dan jajanan sehat.
b. Kondisi Pengetahuan Anak-Anak
Kondisi pengetahuan siswa-siswi
SD Inpres Bontomanai belum memahami pentingnya PHBS disekolah namun dengan
adanya poin pokok CTPS dan jajanan sehat
dapat sedikit memahami atau mengetahui pentingnya PHBS.
2.
Tahap Persiapan
Persiapan yang dilakukan meliputi penyuratan/distribusi,
undangan, dan membuat kesepakatan dengan pihak sekolah.
3.
Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan meliputi penyusunan materi, mendownload
video edukasi, pembelian hadian dan persiapan peralatan pendukung.
Disini
kami saling membagi tugas diantaranya :
-
Bagian yang akan
mempresentasikan disebut sebagai pemateri juga aktif meningkatkan pengetahuan
tentang materi yang akan dibawakan sebelum turun ke lokasi.
-
Bagian yang akan
memperagakan video edukasi dapat sembari melatih diri menghafal gerakan yang
ada di video untuk dia berikan kepada siswa sekolah dasar
-
Bagaian moderator
mempersiapkan diri untuk susunan acara dan jenis games yang akan dimainkan oleh
siswa sekolah dasar agar tidak membosankan sehingga dapat bersifat edukasi dan
menarik perhatian anaik-anak.
-
Bagaian persiapan
perlengkapan meliiputi : LCD, Leptop, administrasi, daftar hadir, lembar
jawaban quisioner dan beberapa doorprice atau hadiah dari games yang akan
dilaksanakan.
4.
Pelaksanaan Edukasi Anak Sekolah Dasar
Pelaksanaan meliputi penyuluhan dengan pendekatan
edukatif pada anak sekolah dasar yang ditampilkan menggunakan slide dengan alat
bantu yang berupa leptop dan LCD. Didalam slide ditampilkan beberapa
materi dan gambar sebagai alat bantu
atau pendukug yang menarik anak sekolah dasar untuk memperhatikan serta
menggunakan bahasa yang sederhana agar anak-anak mengerti. Berikut ringkasan
materi yang dibawakan :
1.
Perilaku Hidup
Bersih Dan Sehat Di sekolah
PHBS disekolah adalah sekumpulan perilaku yang diperaktekkan
oleh peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar
kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu pencegah
penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan
lingkungan sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat juga merupakan upaya untuk
memberdayakan siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agaar tau, mau,
dan mampu mempraktekan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
(PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan Atas dasar kesadaran
sehingga hasil pembelajaran, yang menjadikan Seseorang atau keluarga
dapat menolong diri sendiri, Di bidang kesehataan & berperan-aktif dalam
mewujudkan, Kesehatan masyarakatnya.
2.
Tatanan PHBS
a. Indikator PHBS di Tatanan Sekolah
-
Mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan pakai sabun. Siswa/guru/masyarakat sekolah selalu
mencuci tangan sebelum makan, sesudah buang air besar atau buang air kecil,
sesudah beraktivitas , dan atau setiap kali tangan kotor dengan memakai sabun
dan air yang mengalir. Air bersih yang mengalir akan membuang kuman-kuman yang
ada pada tangan yang kotor, sedangkan sabun selain membersihkan kotoran juga
dapat membunuh kuman yanga ada ditangan. Diharapkan tangan bersih dan bebas
dari kuman serta dapat mencegah terjadinya penularan penyakit seperti :
diare, disentri, kolera, tipus,
kecacingan, penyakit kulit, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), dan flu
burung.
-
Mengkonsumsi jajanan sehat dan bersih di warung /kantin sekolah. Anak sekolah
dan guru maupun masyarakat yang ada disekitar lingkungan sekolah sering
mengkonsumsi makanan dari kantin/warung sekolah atau bekal yang dibawa dari
rumah. Sebaiknya sekolah menyediakan warung sekolah sehat dengan makanan yang
mengandung gizi seimbang dan bervariasi, sehingga membuat tubuh sehat dan kuat,
anagka absensi anak sekolah menurun, dan proses belajar berjalan dengan baik.
-
Menggunakan jamban yang bersih dan sehat. Anak sekolah
maupun guru menggunakan jamban/wc/kakus leher angsa dengan sebagai pembuangan
akhir saat buang air besar dan buang air kecil. Menggunakan jamban yang bersih setiap buang air kecil
maupun besar dapat menjaga lingkungan sekitar sekolah menjadi bersih,sehat, dan
tidak berbau. Disamping itu tidak mencemari sumber air yang ada disekitar
liigkungan sekolah serta menghindari datangnya lalat atau serangga yang dapat
menularkan penyakit seperti : diare, disentri, tipus, kecacingan dan penyakit
lainnya. Diharapkan sekolah dapat menyediakan jamban yang memenuhi syarat
kesehatan dalam jumlah yang cukup untuk seluruh siswa serta terpisah antara
siswa laki-laki dan perempuan. Perbandingan jamban dengan pemakai adalah 1:3
untuk laki-laki dan 1:2 untuk perempuan.
-
Memberantas jentik nyamuk. Upaya pemberantasan jentik dilingkungan
sekolah yang dibuktikan dengan tidak ditemukannya jentik nyamuk pada
tempat-tempat penampungan air, bak mandi, gentong air, vas bunga, pot bunga,
wadah pembuangan air, dispenser, wadah pembuangan air kulkas, dan barang-barang
bekas/tempat yang bisa menampung air yang ada disekolah.
-
Menggunakan air bersih. Anak sekolah dan guru maupun
masyarakat disekitar sekolah mengguanakn air bersih untuk kebutuhan sehari-hari
dilingkungan sekolah. Diharapkan sekolah dapat menyediakan air bersih yang
berasal dari sumur terlindungi, air pompa, mata air terlindungi, penampungan
air hujan, air ledeng, dan air dalam
kemasan (sumber air berasal dari smur pompa, sumur, mata ir terlindungi
berjarak minimal 10 meter dari tempat penampungan kotoran atau limbah/wc). Air
diharapkan tersedia dalam jumlah yang memenuhi kebutuhan dan tersedia setiap
saat.
-
Tidak merokok. Anak sekolah/guru/masyarakat tidak
boleh merokok dilingkungan sekolah. Merokok berbahaya bagi kesehatan perokok
dan orang yang berada disekitar perokok. Dalam satu batang rokok akan
dikeluarkan 4000 bahan kimia berbahaya diantaranya: Nikotin ( menyebabkan
ketagihan dan kerusakan jantung serta pembulu darah) dan CO (menyebakan
berkurangnya kemampuan darah membawa oksegen sehingga sel-sel tubuh akan mati).
Dengan tidak merokok disekolah dapat menghidari anak sekolah/guru maupun
masyarakt disekitar lingkungan sekolah dari kemungkinan terkena
penyakit-penyakit yang disebutkan diatas.
-
Berolahraga teratur dan terukur. Siswa maupun guru
lainnya melakukan olahraga/aktivitas fisik secara teratur minimal tiga kali
seminggu selang sehari. Olahraga teratur dapat memelihara kesehatan fisik dan
mental serta meningkatkan kebugaran tubuh sehingga tubuh tetap sehat dan tidak
mudah jatuh sakit.
-
Tidak menggunakan NAPZA. Anak sekolah/giru maupun
masyaaarakat yang ada dilingkungan sekitar tidak boleh menggunakan NAPZA
(Narkotika Zat Adiktif). Penggunaan NAPZA membahayakan kesehatan fisik maupun
psikis pemakainya.
-
Membuang sampah pada tempatnya. Anak sekolah
dan guru maupun masyarakat yang ada disekitar lingkungan sekolah membuang
sampah ke tempat sampah yang tersedia. Diharapkan tersedia tempat sampah yang
terpilah antar sampah organik, non-organik, dan sampah yang berbahaya. Sampah
selain dapat mengotori lingkungan dan
menimbulkan bau yang tidak sedap dapat juga dipandang mengandung berbagai kuman
penyakit.
b. Indikator PHBS di Tatanan Tempat
Kerja
-
Kawasan tanpa asap rokok.
-
Bebas jentik nyamuk.
-
Jamban sehat.
-
Kesehatan dan keselamatan kerja.
-
Olahraga teratur.
c. Indikator PHBS di Tatanan Tempat Umum
-
Menggunakan jamban sehat.
-
Memberantas jentik nyamuk.
-
Menggunakan air bersih.
3.
Simulasi cara
mencuci tangan yang baik dan benar sebelum makan padaa anak sekolah dasar.
Selain memberikan edukasi pada anak-anak, kami juga
Berupaya memberikan peragaan yang menyenangkan dan
menarik kepada mereka agar mereka mampu mengingat apa yang telah diperagakan
kepada mereka. Metode yang kami terapkan berupa :
a.
Mendemonstrasikan
cara mencuci tangan yang baik dan benar dengan menirukan video yang
diperlihatkan yang diiringi musik pengantarnya
b.
Bermain games yang
terkait dengan cara mencuci tangan yang baim dan benar kemudian membagikan
doorprice bagi siswa yang mampu memperagakannya dengan benar.
c.
Tiap perwakilan
dari anak-anak tersebut diberi kesempatan untuk memperagakannya secara mandiri
didepan cara mencuci tangan yang baik dan benar.
4.
Evaluasi kegiatan
Bertujuan
untuk melihat perkembangan program yang dilaksanakan, untuk mengetahui tingkat
keberhasilan dari kegiatan yang telah dilakukan sebelumnya. Poin penilaian atau
pencapainya diukur dengan memberikan quisioner pada anak-anak mengenai materi
yang telah dibawakan. Ecaluasi dilaksanakan sebelum dan berlangsungnya
kegiatan.untuk mengetaui poin pencapaiannya kami memberikan bebrapa poin
pertanyaan sederhana yang berakaitan dengan materi yang telah disajkan dalam
bentuk quisioner.
C.
Keterkaitan
Kegiatan yang dilakukan memberikan kontribusi kepada instansi
antara lain meliputi;
a.
Institusi/Instansi
Sekolah Dasar
Manfaat
yang diperoleh dari instansi sasaran sekolah dasar yaitu para guru terbantu
untuk dapat member edukasi kepada para muridnya. Para siswanya lebih memahami
tentang perilaku hidup bersih dan sehat dengan cuci
tangan pakai sabun yang baik dan benar agar tidak terkena penyakit. Tambahan pengetahuan ini kurang
mereka dapatkan secara formal dari kurikulum. Dengan adanya penyuluhan ini,
para siswa mendapat beragam pengetahuan baru.
b.
Institusi
kesehatan
Manfaat
yang diperoleh oleh institusi kesehatan adalah dengan melakukan edukasi pada
anak SD tentang 6
langkah cuci tangan pakai sabun yang baik dan benar maka anak sekolah dasar meningkat pengetahuannya untuk membentengi
diri mencengah penyakit dari
penerapan hidup bersih dan sehat. Apabila
orang sehat atau tidak sakit, maka tentu biaya operasional dalam perawatan di
rumah sakit berkurang.
BAB IV
HASIL YANG DICAPAI
A.
Hasil
Berdasarkan
promosi kesehatan di SD Inpres Bontomanai Makassar dilaksanakan pada tanggal 30
Mei 2018 berjalan dengan baik dan lancar. Promosi kesehatan ini ditujukan untuk
para siswa dan siswi disekolah tersebut.
1.
Gambaran Lokasi
Kegiatan
Lokasi promoasi kesehatan di SD Inpres Bontomanai, Jl.
Sultan Alauddin No.37,Mangasa,Kec.Tamalate, Kota Makassar,Sulawesi Selatan,
yang menjadi objek sasaran yaitu anak sekolah dasar.
Kondisi tigkat pengetahuan anak sekolah
dasar di SD Inpres Bontomanai belum terlalaau memahami dengan spenihnya
mengenai perilaku hidup bersih dan sehat disekolah. Diantaranya adalah cara
mencuci tangan pakai sabun, tidak jajan sembarangan, dan sebagainya. Kondisi
lokasi Sd dari segi estetika terlihat besih karena tidak terdapat sampah namun tidak
tersedianya sarana/tempat mencuci tangan. Sehingga beberapa anak yang ditanya
secara singkat juga tidak memahami serta tidak mengetahui cara cuci tangan
dengan benar serta jajana yang sehat.
Kelas yang kami ambil dalam melakukan
penyuluhan yaitu kelas 3 yang digabungkan antara kelas 3A dan 3B. Didalam kelas
tersebut berjumlah 31 siswa.
2.
Sasaran
Sasaran
kegiatan promosi kesehatan kami adalah siswa-siswi SD kelas 3 dan 4 di SD
Inpres Bontomanai. Setelah kami memberikan edukasi diharapkan anak-anak maampu
memberin contoh bagi anak-anak lainnya membagi pengetahuan mereka tentang
perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah
dengan menerapkan jenis makanan yang lebih higiene baik di lingkungan
sekolah maupun di lingkungan lainnya.
3.
Tingkat pengetahuan
anak seblum diberikan materi
Tabel
1 jumlah siswa dan siswi yang belum dan sudah mengetahui tentang PHBS sebelum
penyuluhan
Ø Siswa Kelas 3A dan 3B
No.
|
Materi PHBS
|
Jumlah
Yang sudah
|
Jumlah Yang
Belum
|
Persentasi Telah Paham
|
1.
|
Cuci Tangan Pakai Sabun
|
8
|
23
|
25%
|
2.
|
Jajanan Sehat
|
10
|
21
|
32%
|
Sebelum pemberian materi diketahui ada 10 orang siswa yang
sudah mengetahui materi CTPS dan 8 orang siswa yang sudah mengetahui materi
jajanan sehat. namun terdapat 23 orang siswa yang belum paham mengenai CTPS dan
jajanan sehat. hal ini dapat dilihat pada saat pembagian quisioner. Setiap
bobot memilik 20 point dan setiap siswa
yang mencapai bobot lebih dari 60 dinyatakan telah mengetahui materi tersebut.
Banayaknya yang kurang mengetahui mengenai materi CTPS dan jajana sehat ini
disebabkan karena kebanyakan dari meraka sebenarnya tau cara untuk mencuci
tangan tapi tak seluruhnya mengetahui pentingnya menggunakan sabun dalam cuci
tangan, selain itu mereka juga sering mencuci tangan hanya sekedar membasuh
tangan saja dan tidsk menerapkan langkah-langkah yang benar yang sudah mereka
sebut sebagai cuci tangan dan banyak dari mereka yang membeli camilan langsung
memakannya tanapa mencuci tangan erlebih dahulu dikarenakan menurut mereka
makanan ringan tidak diperlukan cuci tangan.
Untuk jajanan sehat sendiri banyak anak-anak yang sangat
senang jajanan yang tidak sehat, seperti gorengan dan makanan lainnya. Dari
beberapa point pertanyaan yang ttelah diberikan. Ketidaktahuan anak-anak
mengenai jajanan sehat disebabkan karena banyak pedang pinggiran didepan
sekolah yang menjual aneka jenis makanan dan minuman yang warnanya sangat
menncolok serta rasa yang gurih sehingga anak-anak tertarik dengan jajanan
tersebut tanpa mempertimbangkan bahayanya bagi kesehatan.
Diharapkan setelah diberikan edukasi anak-anak dapat
memperhatikan PHBS disekolah terutama menyangkut CTPS dan jajanan sehat. Hal ini dapat dilihat setelah diadakannya
penyuluhan.
4.
Tingkat Pengetahuan
anak setelah diberikan edukasi
Tabel
2. Jumlah siswa dan siswi yang belum dan sudah mengetahui tentang PHBS setelah
penyuluhan.
No.
|
Materi PHBS
|
Jumlah
Yang sudah
|
Jumlah
Yang belum
|
Presentasi
Telah paham
|
1.
|
Cuci Tangan Pakai Sabun
|
31
|
0
|
100%
|
2.
|
Jajanan Sehat
|
31
|
0
|
100%
|
Setelah diiberikan meteri mengenai PHBS yang kemudia
lebih ditekankan CTPS dan jajanan sehat yang diberikan dengan metode ceramah
untuk kelompok besar, pendekatan emosional dengan cara pengenalan, penggunaan
video yang disertai peragaan, gambar-gambar ,serta bebarap jenis games terlihat
peningkatan yang signifikan melalui evaluasi dan antusias dan situasi dari
anak-anak tersebut ketika menjawab beberapa pertanyaan-pertanyaan yangg telah
diberikan. Dimana evaluasi mencapai 100% telah memahami materi CTPS dan jajanan
sehat.
B.
Potensi Keberhasilan
Berdasarkan pelaksanaan kegiatan promosi kesehtan
yang telah dilkasanakan dengan melihat indicator
keberhasilan jangka pendek. Potensi hasil yang diperoleh dari hasil pelaksanaan
kegiatan pengabdian ini sebagai berikut.
Tabel 2. Potensi Hasil
No.
|
Ruang Lingkup
|
Potensi Hasil
|
1
|
Artikel ilmiah
|
-
|
2
|
Peluang memperoleh hak paten
|
-
|
3
|
Sosial
|
Siswa dan siswi ikut berpartisipasi dalam kegiatan
pengabdian masyarakat yang dilaksanakan
|
4
|
Ekonomi
|
-
|
5
|
Pendidikan
|
Transfer ilmu pengetahuan dari Mahasiswa Poltekkes
Kemenkes Makassar kepada siswa dan siswi di SD Inpres Bontomanai Makassar. sehingga mampu
memahami pentingnya berperilaku hidup bersih dan sehat khususnya cuci tangan
pakai sabun
|
6
|
Potensi pengembangan usaha
|
-
|
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Setelah
kegiatan promosi kesehatan
dilakukan, maka dapat disimpulkan kegiatan sosialisasi dan penerapan perilaku
hidup bersih dan sehat seperti cuci tangan pakai sabun dan jajana sehat pada anak sekolah di SD Inpres Bontomanai Makassar berjalan
sesuai luaran.
Meningkatnya
pengetahuan siswa dan siswi tentang 6 langkah cuci tangan dengan baik dan benar
dan mengetahu jajanan sehat dengan berbagai metode yang dilakukan seperti,
ceramah, pemberian video, demostrasi, gambar-gambar serta games pemahaman
anak-anak tersebut meningkat yang awalnya tidak sampai 50% hanya 25% menjadi
50% dilihat antusias dari anak-anak sekolah dasar Inpres Bontomanai.
B.
Saran
Setelah pelaksanaan
kegiatan penyuluhan promosi kesehatan pada anak SD Inpres Bontomanai Makassar
1.
Sebelum pelaksanaan
penyuluhan sebaiknya melihat kondisi waktu luang dari proses belajar mengajar
sehingga tidak menggangu aktivitas lain dari yang akan diberikan penyuluhan
2.
Usai penyuluhan
sebaiknya perlu diadakan monitor perkembangan keberhasilan penyuluhan dari segi
perilaku
3.
Diharapkan setelah
diberikan edukasi mengenai PHBS anak-anak maupun guru serta masyarakat yang ada
disekitar liingkungan dapat mengaplikasikannya ke dalam kehhidupan sehari-hari.

Komentar
Posting Komentar