Promosi Kesehatan











LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

Meningkatkan Pengetahuan Siswa SD Inpres Bontomanai

Tantang Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Di Sekolah

PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Disusun Oleh :



Arini Anggriani                                            (PO714221151049)   




KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

2018
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pada siswa sekolah dasar (SD), masalah kesehatan yang dihadapi terkait dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang belum diterapkan dengan baik, sehingga menimbulkan permasalahan kesehatan, seperti masalah cacingan, diare dan saluran pernafasan akut (ISPA). Menurut data dari Departemen Kesehatan menyebutkan bahwa diantara 1000 penduduk terdapat 300 orang yang terjangkit penyakit diare sepanjang tahun dan berdasarkan Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) setiap tahunnya ada 100.000 anak di Indonesia meninggal akibat diare. (Depkes RI, 2007).
Anak usia sekolah baik tingkat pra sekolah, sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas adalah suatu masa usia anak yang sangat berbeda dengan usia dewasa. Di dalam periode ini didapatkan banyak permasalahan kesehatan yang sangat menentukan kualitas anak dikemudian hari. Masalah kesehatan tersebut meliputi kesehatan umum, gangguan perkembangan, gangguan perilaku dan gangguan belajar. Permasalahan kesehatan tersebut pada umumnya akan menghambat pencapaian prestasi pada peserta didik disekolah (Dermawan, 2012).
Pendidikan kesehatan di sekolah sangat efektif dilakukan karena sebagian besar waktu anak-anak berada di sekolah. Selain berfungsi sebagai tempat pembelajaran, sekolah harus menjadi suatu tempat yang dapat meningkatkan derajat kesehatan peserta didik dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta menciptakan lingkungan  yangsehat. Anak sekolah merupakan kelompok yang sangat peka untuk menerima perubahan atau pembaharuan, karena kelompok anak sekolah sedang berada dalam taraf pertumbuhan dan perkembangan. Pada taraf ini anak dalam kondisi peka terhadap stimulus sehingga mudah dibimbing, diarahkan dan ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, termasuk kebiasaan berperilaku hidup bersih dan sehat (Notoatmodjo, 2005).
Kondisi lingkungan sangat berpengaruh terhadap kesehatan anak selain dari perilaku atau kebiasaan sehari-hari. Di SD Inpres Bontomanai Makassar terlihat beberapa murid masih belum membiasakan diri terhadap perilaku hidup bersih dan sehat setiap hari dan fasilitas yang disediakan serta media pendukung tidak begitu mampu untuk meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya berperilaku hidup bersih dan sehat, mengingat kondisi sosial ekonominya rata-rata menengah kebawah.
Oleh karena itu, ini merupakan sasaran yang tepat untuk melakukan sosialisasi terhadap siswa dan siswi di sekolah ini mengenai pentingnya berperilaku hidup bersih dan sehat dengan cuci tangan pakai sabun pada aktivitas-aktivitas tertentu. Agar warga sekolah paham dan sadar pentingnya akan PHBS untuk menunjang kesehatan dan mencegah penyakit berbasis lingkungan.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan pendahuluan di atas, maka rumusan masalah pada obyek sasaran adalah:
1.      Bagaimana kelengkapan sanitasi di SD Inpres Bontomanai Makassar?
2.      Bagaimana cara agar siswa/siswi SD Inpres Bontomanai Makassar dapat menyadari pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan cuci tangan pakai sabun dan indikator lainnya?
3.      Apa manfaat yang dapat diberikan setelah adanya sosialisasi?
C.    Tujuan
1.      Tujuan Umum
Untuk memberikan penyuluhan terhadap anak sekolah dasar tentang “Bagaimana Cara memilih jajanan Sehat Dan Cara Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Dilingkungan Sekolah Terutama Pada Cuci Tangan Pakai Sabun Dan Jajanan Sehat Pada anak Di SD Inpres Bontomanai
2.      Tujuan Khusus
a.       Untuk mendukung sarana sanitasi yang dapat meningkatkan kualitas personal hygiene di SD Inpres Bontomanai Makassar.
b.      Untuk meningkatkan pengetahuan siswa-siswi di SD Inpres Bontomanai Makassar mengenai kualitas hygiene dengan kegiatan Cuci Tangan Pakai Sabun pada pengabdian ini.
c.       Memberikan informasi kepada murid-murid tentang perilaku hidup bersih dan sehat
d.      Meningkatkan pengetahuan anak sekolah tentang hygiene makanan jajanan
D.    Manfaat Kegiatan
1.      Bagi Institusi Pendidikan
Memberikan gambaran tentang pendidikan kesehatan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang merupakan salah satu upaya pencegahan penyakit.
2.      Bagi Guru
Memberi masukan pada guru dalam pembelajaran tentang perilaku hidup bersih dan sehat kepada siswa.
3.      Bagi Siswa
Memberikan informasi dan menunjukkan tata cara yang benar dalam menerapkan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat dengan cuci tangan pakai sabun sehingga dapat menambah pengetahuan, sikap dan berperilaku hidup bersih dan sehat agar terhindar dari penyakit.

4.      Bagi Tim Pengusul
Memperoleh wawasan dan pengalaman dalam melakukan kegiatan sosialisasi.



















BAB II
GAMBARAN UMUM SASARAN

A.    Lokasi
Lokasi promosi kesehatan terletak di SD Inpres Bontomanai yaiti berada di Jl. Sultan Alauddin No.37, Mangasa, Kec.Tamalate, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90221 SD Inpres Bontomanai sebagai berikut.

B.     Khalayak Sasaran
Profil khalayak sasaran di SD Inpres Bontomanai Yaitu Jl. Sultan Alauddin No. 37 Mangasa, Kec. Tamalate, Kota Makassar yang kami jaidikan objek sasaran yaitu anak sekolah dasar kelas 3 A dan B. Dari segi lingkungan sekolah, dari sisi sosial pendidikan dan pengetahuan terhadap lingkungan yang sehat dan bersih SD Inpres Bontomanai ini merupakan sekolah yang bersih dari sampah, bangunan terlihat awet namun tidak terdapat tempat mencuci tangan yang merupakan yang merupakan fasilitas utama dalam mendukung kegiatan cuci tangan pakai sabun, sehingga kurangnya kesadaraan mapun pengetahuan terhadap siswa untuk perilaku hidup bersih dan sehat. Untuk itu akan diberikan kontribusi untuk menerima ajakan dari provider mengenai PHBS di sekolah terutama materi CTPS dan jajanan sehat dalam rangka perbaikan kondisi kesehatan.

C.    Kondisi Sasaran
Kondisi pengetahuan anak sekolah dasar Inpres Bontomanai belum terlalu memahami dengan baik mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di sekolah, karena ketika pengecekkan lokasi walaupun anak-anak telah memahami tentang buang sampah pada tempatnya dan mulai memahami cara menjaga lingkungan. Namun dalam hal CTPS dan jajana sehat masih kurang dilihat dan anak-anak yang sering makan jajanan yang dijual di pinggir jalan serta tidak mecuci tangan karena tidak tersedianya fasilitas mencuci tangan sehingga anak-anak di sekolah dasar terbiasa akan hal ini.

D.    Identifikasi Dan Alternatif Pemecahan Masalah
Berdasarkan gambaran umum yang telah diuraikan sebelumnya dapat diidentifikasikan dan diberikan alternative pemecahan masalah sebagai berikut.
Tabel 1. Identifikasi dan Alternatif Pemecahan Masalah

No.
Identifikasi
Alternatif
1
Kurang pengetahuan tentang pentingnya cuci tangan pakai sabun
Pelaksanaan sosialisasi dengan memberikan ceramah, tontonan animasi demonstrasi cuci tangan pakai sabun, dan tanya jawab
2
Penerapan secara langsung yang tidak dilakukan mengenai cuci tangan pakai sabun yang baik dan benar
Penerapan ini dilakukan oleh seluruh peserta sosialisasi.
3
Tidak ada yang menjadi perwakilan sebagai teladan atau kader
Menunjuk salah satu perwakilan dari peserta sebagai sanitarian cilik untuk menjadi teladan berdasarkan kemampuan yang dimiliki

















BAB III
METODE PELAKSANAAN

A.    Waktu Dan Lokasi Pelaksanaan
Kegiatan promosi kesehatan dengan pokok kegiatan mengedukasi anak Jl. Sultan Alauddin No.37, Mangasa, Kec. Tamalate, Kota Makassar.  dilaksanakan menjadi beberapa tahap yakni sebagai berikut:
1.      Survei lokasi dilaksanakan pada tanggal 18 April 2018
2.      Persiapan meliputi penyuratan/ distribusi undangan dan membuat
kesepakatan dengan pihak sekolah yang berlangsung pada tanggal 21-28 Mei 2018
3.      Perencanaan meliputi menyusun materi, mendownload video edukasi, pembelian hadiah dan membuat pamplet yang berlangsung pada tanggal 10-13 Mei 2018
4.      Pelaksanaan meliputi penyuluhan pada anak sekolah dasar yang berlangsung pada tanggal 30 Mei 2018
5.      Evaluasi meliputi mengukur tingkat keberhasilan promosi kesehatan yang telah diterapkan yang berlangsung pada hari yang sama setelah pelaksanaan.

B.     Metode Promosi Kesehatan
Metode promosi kesehatan yang dapat dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah pada khalayak sasaran adalah dengan cara sebagai berikut :
1.      Survei Tempat Pelaksanaan
a.       Kondisi Lingkungan Sekolah
Daerah sekitar sekolah tersebut merupakan didalam perumahan yang padat penduduk dan banyaknya kendaraan yang berlalu lintang, menyebabkan banyaknya debu disekitar sekolah. Siswa-siswi SD Bontomanai banyak yang belum mengerti tentang bagaimana dan seperti apa prilaku hidup bersih dan sehat disekolah terutama pada poin CTPS dan jajanan sehat.
b.      Kondisi Pengetahuan Anak-Anak
Kondisi pengetahuan siswa-siswi SD Inpres Bontomanai belum memahami pentingnya PHBS disekolah namun dengan adanya poin pokok  CTPS dan jajanan sehat dapat sedikit memahami atau mengetahui pentingnya PHBS.
2.      Tahap Persiapan
Persiapan yang dilakukan meliputi penyuratan/distribusi, undangan, dan membuat kesepakatan dengan pihak sekolah.
3.      Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan meliputi penyusunan materi, mendownload video edukasi, pembelian hadian dan persiapan peralatan pendukung.
Disini kami saling membagi tugas diantaranya :
-            Bagian yang akan mempresentasikan disebut sebagai pemateri juga aktif meningkatkan pengetahuan tentang materi yang akan dibawakan sebelum turun ke lokasi.
-            Bagian yang akan memperagakan video edukasi dapat sembari melatih diri menghafal gerakan yang ada di video untuk dia berikan kepada siswa sekolah dasar
-            Bagaian moderator mempersiapkan diri untuk susunan acara dan jenis games yang akan dimainkan oleh siswa sekolah dasar agar tidak membosankan sehingga dapat bersifat edukasi dan menarik perhatian anaik-anak.
-            Bagaian persiapan perlengkapan meliiputi : LCD, Leptop, administrasi, daftar hadir, lembar jawaban quisioner dan beberapa doorprice atau hadiah dari games yang akan dilaksanakan.

4.      Pelaksanaan Edukasi Anak Sekolah Dasar
Pelaksanaan meliputi penyuluhan dengan pendekatan edukatif pada anak sekolah dasar yang ditampilkan menggunakan slide dengan alat bantu yang berupa leptop dan LCD. Didalam slide ditampilkan beberapa materi  dan gambar sebagai alat bantu atau pendukug yang menarik anak sekolah dasar untuk memperhatikan serta menggunakan bahasa yang sederhana agar anak-anak mengerti. Berikut ringkasan materi yang dibawakan :
1.      Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Di sekolah
PHBS disekolah adalah sekumpulan perilaku yang diperaktekkan oleh peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu pencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat juga merupakan upaya untuk memberdayakan siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agaar tau, mau, dan mampu mempraktekan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan  Atas dasar kesadaran  sehingga hasil pembelajaran, yang menjadikan Seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri, Di bidang kesehataan & berperan-aktif dalam mewujudkan, Kesehatan masyarakatnya.

2.      Tatanan PHBS
a.       Indikator PHBS di Tatanan Sekolah
-          Mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan pakai sabun. Siswa/guru/masyarakat sekolah selalu mencuci tangan sebelum makan, sesudah buang air besar atau buang air kecil, sesudah beraktivitas , dan atau setiap kali tangan kotor dengan memakai sabun dan air yang mengalir. Air bersih yang mengalir akan membuang kuman-kuman yang ada pada tangan yang kotor, sedangkan sabun selain membersihkan kotoran juga dapat membunuh kuman yanga ada ditangan. Diharapkan tangan bersih dan bebas dari kuman serta dapat mencegah terjadinya penularan penyakit seperti : diare,  disentri, kolera, tipus, kecacingan, penyakit kulit, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), dan flu burung.

-          Mengkonsumsi jajanan sehat dan bersih di warung /kantin sekolah. Anak sekolah dan guru maupun masyarakat yang ada disekitar lingkungan sekolah sering mengkonsumsi makanan dari kantin/warung sekolah atau bekal yang dibawa dari rumah. Sebaiknya sekolah menyediakan warung sekolah sehat dengan makanan yang mengandung gizi seimbang dan bervariasi, sehingga membuat tubuh sehat dan kuat, anagka absensi anak sekolah menurun, dan proses belajar berjalan dengan baik.
-          Menggunakan jamban yang bersih dan sehat. Anak sekolah maupun guru menggunakan jamban/wc/kakus leher angsa dengan sebagai pembuangan akhir saat buang air besar dan buang air kecil. Menggunakan  jamban yang bersih setiap buang air kecil maupun besar dapat menjaga lingkungan sekitar sekolah menjadi bersih,sehat, dan tidak berbau. Disamping itu tidak mencemari sumber air yang ada disekitar liigkungan sekolah serta menghindari datangnya lalat atau serangga yang dapat menularkan penyakit seperti : diare, disentri, tipus, kecacingan dan penyakit lainnya. Diharapkan sekolah dapat menyediakan jamban yang memenuhi syarat kesehatan dalam jumlah yang cukup untuk seluruh siswa serta terpisah antara siswa laki-laki dan perempuan. Perbandingan jamban dengan pemakai adalah 1:3 untuk laki-laki dan 1:2 untuk perempuan.
-          Memberantas jentik nyamuk. Upaya pemberantasan jentik dilingkungan sekolah yang dibuktikan dengan tidak ditemukannya jentik nyamuk pada tempat-tempat penampungan air, bak mandi, gentong air, vas bunga, pot bunga, wadah pembuangan air, dispenser, wadah pembuangan air kulkas, dan barang-barang bekas/tempat yang bisa menampung air yang ada disekolah.
-          Menggunakan air bersih. Anak sekolah dan guru maupun masyarakat disekitar sekolah mengguanakn air bersih untuk kebutuhan sehari-hari dilingkungan sekolah. Diharapkan sekolah dapat menyediakan air bersih yang berasal dari sumur terlindungi, air pompa, mata air terlindungi, penampungan air hujan, air ledeng,  dan air dalam kemasan (sumber air berasal dari smur pompa, sumur, mata ir terlindungi berjarak minimal 10 meter dari tempat penampungan kotoran atau limbah/wc). Air diharapkan tersedia dalam jumlah yang memenuhi kebutuhan dan tersedia setiap saat.
-          Tidak merokok. Anak sekolah/guru/masyarakat tidak boleh merokok dilingkungan sekolah. Merokok berbahaya bagi kesehatan perokok dan orang yang berada disekitar perokok. Dalam satu batang rokok akan dikeluarkan 4000 bahan kimia berbahaya diantaranya: Nikotin ( menyebabkan ketagihan dan kerusakan jantung serta pembulu darah) dan CO (menyebakan berkurangnya kemampuan darah membawa oksegen sehingga sel-sel tubuh akan mati). Dengan tidak merokok disekolah dapat menghidari anak sekolah/guru maupun masyarakt disekitar lingkungan sekolah dari kemungkinan terkena penyakit-penyakit yang disebutkan diatas.
-          Berolahraga teratur dan terukur. Siswa maupun guru lainnya melakukan olahraga/aktivitas fisik secara teratur minimal tiga kali seminggu selang sehari. Olahraga teratur dapat memelihara kesehatan fisik dan mental serta meningkatkan kebugaran tubuh sehingga tubuh tetap sehat dan tidak mudah jatuh sakit.
-          Tidak menggunakan NAPZA. Anak sekolah/giru maupun masyaaarakat yang ada dilingkungan sekitar tidak boleh menggunakan NAPZA (Narkotika Zat Adiktif). Penggunaan NAPZA membahayakan kesehatan fisik maupun psikis pemakainya.
-          Membuang sampah pada tempatnya. Anak sekolah dan guru maupun masyarakat yang ada disekitar lingkungan sekolah membuang sampah ke tempat sampah yang tersedia. Diharapkan tersedia tempat sampah yang terpilah antar sampah organik, non-organik, dan sampah yang berbahaya. Sampah selain dapat mengotori  lingkungan dan menimbulkan bau yang tidak sedap dapat juga dipandang mengandung berbagai kuman penyakit.

b.      Indikator PHBS di Tatanan Tempat Kerja
-          Kawasan tanpa asap rokok.
-          Bebas jentik nyamuk.
-          Jamban sehat.
-          Kesehatan dan keselamatan kerja.
-          Olahraga teratur.

c.       Indikator  PHBS di Tatanan Tempat Umum
-          Menggunakan jamban sehat.
-          Memberantas jentik nyamuk.
-          Menggunakan air bersih.
3.      Simulasi cara mencuci tangan yang baik dan benar sebelum makan padaa anak sekolah dasar.
Selain memberikan edukasi pada anak-anak, kami juga
Berupaya memberikan peragaan yang menyenangkan dan menarik kepada mereka agar mereka mampu mengingat apa yang telah diperagakan kepada mereka. Metode yang kami terapkan berupa :
a.       Mendemonstrasikan cara mencuci tangan yang baik dan benar dengan menirukan video yang diperlihatkan yang diiringi musik pengantarnya
b.      Bermain games yang terkait dengan cara mencuci tangan yang baim dan benar kemudian membagikan doorprice bagi siswa yang mampu memperagakannya dengan benar.
c.       Tiap perwakilan dari anak-anak tersebut diberi kesempatan untuk memperagakannya secara mandiri didepan cara mencuci tangan yang baik dan benar.

4.      Evaluasi kegiatan
Bertujuan untuk melihat perkembangan program yang dilaksanakan, untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari kegiatan yang telah dilakukan sebelumnya. Poin penilaian atau pencapainya diukur dengan memberikan quisioner pada anak-anak mengenai materi yang telah dibawakan. Ecaluasi dilaksanakan sebelum dan berlangsungnya kegiatan.untuk mengetaui poin pencapaiannya kami memberikan bebrapa poin pertanyaan sederhana yang berakaitan dengan materi yang telah disajkan dalam bentuk quisioner.

C.    Keterkaitan
Kegiatan yang dilakukan memberikan kontribusi kepada instansi antara lain meliputi;
a.       Institusi/Instansi Sekolah Dasar
Manfaat yang diperoleh dari instansi sasaran sekolah dasar yaitu para guru terbantu untuk dapat member edukasi kepada para muridnya. Para siswanya lebih memahami tentang perilaku hidup bersih dan sehat dengan cuci tangan pakai sabun yang baik dan benar agar tidak terkena penyakit. Tambahan pengetahuan ini kurang mereka dapatkan secara formal dari kurikulum. Dengan adanya penyuluhan ini, para siswa mendapat beragam pengetahuan baru.

b.      Institusi kesehatan
Manfaat yang diperoleh oleh institusi kesehatan adalah dengan melakukan edukasi pada anak SD tentang 6 langkah cuci tangan pakai sabun yang baik dan benar maka anak sekolah dasar meningkat pengetahuannya untuk membentengi diri mencengah penyakit dari penerapan hidup bersih dan sehat. Apabila orang sehat atau tidak sakit, maka tentu biaya operasional dalam perawatan di rumah sakit berkurang.







BAB IV
HASIL YANG DICAPAI
A.    Hasil
Berdasarkan promosi kesehatan di SD Inpres Bontomanai Makassar dilaksanakan pada tanggal 30 Mei 2018 berjalan dengan baik dan lancar. Promosi kesehatan ini ditujukan untuk para siswa dan siswi disekolah tersebut.
1.      Gambaran Lokasi Kegiatan
Lokasi promoasi kesehatan di SD Inpres Bontomanai, Jl. Sultan Alauddin No.37,Mangasa,Kec.Tamalate, Kota Makassar,Sulawesi Selatan, yang menjadi objek sasaran yaitu anak sekolah dasar.
      Kondisi tigkat pengetahuan anak sekolah dasar di SD Inpres Bontomanai belum terlalaau memahami dengan spenihnya mengenai perilaku hidup bersih dan sehat disekolah. Diantaranya adalah cara mencuci tangan pakai sabun, tidak jajan sembarangan, dan sebagainya. Kondisi lokasi Sd dari segi estetika terlihat besih karena tidak terdapat sampah namun tidak tersedianya sarana/tempat mencuci tangan. Sehingga beberapa anak yang ditanya secara singkat juga tidak memahami serta tidak mengetahui cara cuci tangan dengan benar serta jajana yang sehat.
      Kelas yang kami ambil dalam melakukan penyuluhan yaitu kelas 3 yang digabungkan antara kelas 3A dan 3B. Didalam kelas tersebut berjumlah 31 siswa.

2.      Sasaran
Sasaran kegiatan promosi kesehatan kami adalah siswa-siswi SD kelas 3 dan 4 di SD Inpres Bontomanai. Setelah kami memberikan edukasi diharapkan anak-anak maampu memberin contoh bagi anak-anak lainnya membagi pengetahuan mereka tentang perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah  dengan menerapkan jenis makanan yang lebih higiene baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan lainnya.

3.      Tingkat pengetahuan anak seblum diberikan materi
Tabel 1 jumlah siswa dan siswi yang belum dan sudah mengetahui tentang PHBS sebelum penyuluhan
Ø  Siswa Kelas 3A dan 3B
No.
Materi PHBS
Jumlah
Yang sudah
Jumlah Yang
Belum
Persentasi Telah Paham
  1.
Cuci Tangan Pakai Sabun
8
23
25%
  2.
Jajanan Sehat
10
21
32%

          Sebelum pemberian materi diketahui ada 10 orang siswa yang sudah mengetahui materi CTPS dan 8 orang siswa yang sudah mengetahui materi jajanan sehat. namun terdapat 23 orang siswa yang belum paham mengenai CTPS dan jajanan sehat. hal ini dapat dilihat pada saat pembagian quisioner. Setiap bobot memilik 20 point  dan setiap siswa yang mencapai bobot lebih dari 60 dinyatakan telah mengetahui materi tersebut. Banayaknya yang kurang mengetahui mengenai materi CTPS dan jajana sehat ini disebabkan karena kebanyakan dari meraka sebenarnya tau cara untuk mencuci tangan tapi tak seluruhnya mengetahui pentingnya menggunakan sabun dalam cuci tangan, selain itu mereka juga sering mencuci tangan hanya sekedar membasuh tangan saja dan tidsk menerapkan langkah-langkah yang benar yang sudah mereka sebut sebagai cuci tangan dan banyak dari mereka yang membeli camilan langsung memakannya tanapa mencuci tangan erlebih dahulu dikarenakan menurut mereka makanan ringan tidak diperlukan cuci tangan.
          Untuk jajanan sehat sendiri banyak anak-anak yang sangat senang jajanan yang tidak sehat, seperti gorengan dan makanan lainnya. Dari beberapa point pertanyaan yang ttelah diberikan. Ketidaktahuan anak-anak mengenai jajanan sehat disebabkan karena banyak pedang pinggiran didepan sekolah yang menjual aneka jenis makanan dan minuman yang warnanya sangat menncolok serta rasa yang gurih sehingga anak-anak tertarik dengan jajanan tersebut tanpa mempertimbangkan bahayanya bagi kesehatan.
          Diharapkan setelah diberikan edukasi anak-anak dapat memperhatikan PHBS disekolah terutama menyangkut CTPS dan jajanan sehat.  Hal ini dapat dilihat setelah diadakannya penyuluhan.
4.      Tingkat Pengetahuan anak setelah diberikan edukasi
Tabel 2. Jumlah siswa dan siswi yang belum dan sudah mengetahui tentang PHBS setelah penyuluhan.
No.
Materi PHBS
Jumlah
Yang sudah
Jumlah
Yang belum
Presentasi
Telah paham
1.
Cuci Tangan Pakai Sabun
31
0
100%
2.
Jajanan Sehat
31
0
100%

Setelah diiberikan meteri mengenai PHBS yang kemudia lebih ditekankan CTPS dan jajanan sehat yang diberikan dengan metode ceramah untuk kelompok besar, pendekatan emosional dengan cara pengenalan, penggunaan video yang disertai peragaan, gambar-gambar ,serta bebarap jenis games terlihat peningkatan yang signifikan melalui evaluasi dan antusias dan situasi dari anak-anak tersebut ketika menjawab beberapa pertanyaan-pertanyaan yangg telah diberikan. Dimana evaluasi mencapai 100% telah memahami materi CTPS dan jajanan sehat.

B.     Potensi Keberhasilan
Berdasarkan pelaksanaan kegiatan promosi kesehtan yang telah dilkasanakan dengan melihat indicator keberhasilan jangka pendek. Potensi hasil yang diperoleh dari hasil pelaksanaan kegiatan pengabdian ini sebagai berikut.
Tabel 2. Potensi Hasil
No.
Ruang Lingkup
Potensi Hasil
1
Artikel ilmiah
-
2
Peluang memperoleh hak paten
-
3
Sosial
Siswa dan siswi ikut berpartisipasi dalam kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan
4
Ekonomi
-
5
Pendidikan
Transfer ilmu pengetahuan dari Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Makassar kepada siswa dan siswi di SD Inpres Bontomanai Makassar. sehingga mampu memahami pentingnya berperilaku hidup bersih dan sehat khususnya cuci tangan pakai sabun
6
Potensi pengembangan usaha
-





BAB V
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Setelah kegiatan promosi kesehatan dilakukan, maka dapat disimpulkan kegiatan sosialisasi dan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat seperti cuci tangan pakai sabun dan jajana sehat pada anak sekolah di SD Inpres Bontomanai Makassar berjalan sesuai luaran.
Meningkatnya pengetahuan siswa dan siswi tentang 6 langkah cuci tangan dengan baik dan benar dan mengetahu jajanan sehat dengan berbagai metode yang dilakukan seperti, ceramah, pemberian video, demostrasi, gambar-gambar serta games pemahaman anak-anak tersebut meningkat yang awalnya tidak sampai 50% hanya 25% menjadi 50% dilihat antusias dari anak-anak sekolah dasar Inpres Bontomanai.

B.     Saran
Setelah pelaksanaan kegiatan penyuluhan promosi kesehatan pada anak SD Inpres Bontomanai Makassar
1.      Sebelum pelaksanaan penyuluhan sebaiknya melihat kondisi waktu luang dari proses belajar mengajar sehingga tidak menggangu aktivitas lain dari yang akan diberikan penyuluhan
2.      Usai penyuluhan sebaiknya perlu diadakan monitor perkembangan keberhasilan penyuluhan dari segi perilaku
3.      Diharapkan setelah diberikan edukasi mengenai PHBS anak-anak maupun guru serta masyarakat yang ada disekitar liingkungan dapat mengaplikasikannya ke dalam kehhidupan sehari-hari.



 












Komentar

Postingan populer dari blog ini

soal PMM-A

PROPOSAL ENGOLAHAN DAN PENGAWETAN MAKANAN DENGAN CARA DEHIDRASI

LAPORAN PEMERIKSAAN LOGAM-LOGAM BERAT PADA MAKANAN